Jakarta – Seorang perempuan penumpang bus TransJakarta yang sempat menjadi korban teriakan “teroris” dari sesama penumpang akhirnya memilih untuk menyelesaikan perkara secara damai. Keputusan ini menarik perhatian publik, mengingat insiden tersebut sempat memicu kekhawatiran soal diskriminasi dan keamanan di transportasi umum.
Peristiwa ini terjadi ketika sang perempuan tengah menaiki bus koridor 6 jurusan Ragunan – Dukuh Atas. Tiba-tiba, seorang pria meneriakinya dengan kata “teroris” tanpa alasan yang jelas, membuat penumpang lain heboh. Sang korban langsung melapor ke petugas TransJakarta dan kemudian membawa kasus ini ke kepolisian.
Namun setelah proses mediasi yang difasilitasi oleh pihak kepolisian, perempuan tersebut memutuskan untuk memaafkan pelaku dan tidak melanjutkan kasus ke jalur hukum. Alasan utamanya adalah pertimbangan kemanusiaan.
“Pelaku mengakui kesalahan dan sudah meminta maaf secara langsung. Saya tidak ingin memperpanjang masalah karena tidak ada kerugian fisik maupun materiil yang saya alami,” ujarnya saat diwawancarai.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak ingin balas dendam atau menimbulkan kebencian. “Saya hanya ingin masyarakat lebih bijak dalam bersikap, terutama di tempat umum. Kita tidak pernah tahu latar belakang orang lain, jadi jangan mudah menghakimi,” katanya.
Pihak TransJakarta menyatakan bahwa mereka mendukung keputusan damai ini, namun tetap menekankan pentingnya menjaga sikap dan perilaku selama menggunakan transportasi publik.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa stereotip dan prasangka bisa melukai orang lain, bahkan tanpa tindakan fisik. Banyak netizen yang mengapresiasi sikap dewasa sang korban, menyebutnya sebagai langkah bijak yang patut dicontoh.
Tinggalkan Balasan