Piccolo Teatro

Kehadiran Jokowi dan Delegasi Indonesia di Vatikan: Menghormati Warisan Paus Fransiskus



Sabtu, 26 April 2025, menjadi hari bersejarah ketika Presiden Joko Widodo bersama sejumlah delegasi dari Indonesia tiba di Basilika Santo Petrus, Vatikan, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Kehadiran mereka membawa pesan penting: solidaritas dan penghargaan atas nilai-nilai perdamaian yang diwariskan oleh pemimpin Gereja Katolik tersebut.

Dalam rombongan ini, Presiden Jokowi tidak sendiri. Ia didampingi oleh utusan resmi dari Prabowo Subianto, memperlihatkan kekompakan pemerintah Indonesia dalam merespon peristiwa dunia yang besar. Upacara pemakaman itu dihadiri berbagai pemimpin dunia, memperlihatkan betapa luas pengaruh Paus Fransiskus dalam membangun jembatan perdamaian di antara bangsa-bangsa.

Paus Fransiskus selama hidupnya dikenal sebagai figur yang berani menyuarakan isu-isu penting dunia, seperti keadilan sosial, hak-hak manusia, serta perlindungan terhadap lingkungan. Dedikasinya melampaui batas agama, menjadi inspirasi bagi banyak komunitas lintas keyakinan, termasuk di Indonesia.

Dalam suasana khidmat dan penuh haru, delegasi Indonesia bergabung dalam doa dan penghormatan, mencerminkan sikap bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan dialog antarumat beragama. Sikap ini sejalan dengan prinsip Indonesia sebagai negara dengan masyarakat plural yang berkomitmen menjaga kerukunan nasional maupun global.

Kehadiran Jokowi dan perwakilan Indonesia di Vatikan juga menggarisbawahi hubungan diplomatik yang selama ini terjalin erat dengan Tahta Suci. Melalui momentum ini, Indonesia kembali menegaskan posisi strategisnya dalam percaturan hubungan internasional, khususnya dalam bidang perdamaian dan kemanusiaan.

Prosesi pemakaman Paus Fransiskus menjadi pengingat bahwa nilai-nilai yang beliau perjuangkan tidak boleh berhenti bersama kepergiannya. Justru sebaliknya, seluruh dunia, termasuk Indonesia, ditantang untuk melanjutkan semangat beliau dalam memperjuangkan dunia yang lebih adil, damai, dan beradab.

Momen ini memperlihatkan bahwa penghormatan kepada pemimpin dunia tidak hanya sekadar seremoni, melainkan juga refleksi dari komitmen moral sebuah bangsa terhadap cita-cita perdamaian universal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *